Sunday, December 7, 2014

PENGALAMAN MEMBELI MOBIL T*YOTA DI S*TIAJAYA

Kami memang berniat membeli mobil baru dgn merek T*yota di salah satu Dealer S*tiaj*ya. Hari Minggu pagi kami datang ke dealer tsb & disambut didpn pintu masuk dealer oleh salah satu sales pria sebut saja Saipul.

Awalnya kami melihat2 dulu beberapa jenis tipe mobil yg terpajang di dealer tsb krn kami msh bingung mau beli yg mana. Sampai akhirnya kami memutuskan membeli mobil R*sh jenis terbaru. Kami lalu diajak utk melihat mobil sesuai spesifikasi yg kami pilih ke parkiran mobil2 di lantai 3 atau 4 (saya agak lupa). Setelah melihat2 lalu kami kembali ke lobby dealer & dipersilahkan duduk utk deal harga. Karena kami membeli TUNAI tentunya sbg konsumen, kami ngobrol2 & bertanya2 apa ada kemungkinan turun harga, bonus2 lainnya & asuransi sambil kami disuguhi minuman yg telah dipesan Saipul ke OB. Akhirnya kami & sales sampai pada kesepakatan akhir. Kami bayar DP awal ke kasir yg berada dibelakang lobby tsb. Kami jg dimintai KTP utk difotocopy & kamipun dpt bukti pembayaran. Setelah itu kami pulang dgn diantar Saipul sampai depan teras dealer.

Kira2 3 hari kemudian, Saipul menelpon kami dimalam hari & berkata mobil "incaran" kami jg jd "incaran" konsumen rekan sesama sales Saipul. Lalu Saipul mengatakan kalau kami serius ingin membelinya hrs segera membayar lagi 10 juta atau kami hrs menunggu mobil sebulan kemudian. Kami lalu bertanya apa bisa dibayarkan besok pagi & Saipul pun mengatakan bisa. Lalu, malam itu juga kami datang ke atm terdekat utk ambil uang cash.

Keesokan harinya, kami dtg ke dealer utk melakukan pembayaran tsb sesuai keinginan Saipul agar mobil tsb bisa cepat berada di tangan kami. Lalu kira-kira seminggu atau 2 minggu kemudian, kami datang lagi ke dealer utk melunasi pembelian mobil tersebut. Disitu kami diantar oleh Saipul ke Bank terdekat utk melakukan transfer dan kami pun mendapat print out bukti pembayaran lengkap.

Sekitar 3 minggu kemudian di sore menjelang malam, Saipul tiba-tiba menelpon kami & mengatakan niatannya ingin datang ke rumah. Kami mengira dia ingin mengantar surat2 atau sejenisnya yg berkaitan dgn mobil tapi ternyata sampai di rumah, Saipul hanya ngobrol2 ringan "sok akrab". Disitu, kami bertanya2 jg soal mobil termsk nanti bisakah mobil diantar hari sabtu seperti yg dijanjikannya. Tapi Saipul beralasan kalau sopir yg mengantar blm hadir pd saat itu. Akhirnya kami memutuskan utk ambil sendiri.

Tepat hari H, kami datang sekitar jam 9 pagi ke dealer tsb. Seperti biasa juga, satpam akan bertanya kepentingan kami datang ke dealer tsb & kami pun mengatakan ada janji bertemu Saipul. Kami masuk ke dlm lobby dealer & disambut oleh sales wanita. Kami juga berkata ke sales tsb kalau ada janji dgn Saipul. Lalu, kami dipersilahkan menunggu disofa yg tersedia (tempat awal kami deal2 harga). Beberapa saat kemudian, Saipul datang menghampiri kami. Dia duduk & ngobrol2 dgn kami dikarenakan mobil sedang disiapkan & diisi bensin. Disitu, Saipul menjelaskan kalau BPKB & Asuransi baru akan jadi sekitar 3 bln kemudian.

30 menit kemudian, mobil telah tiba diteras derah terima mobil. Kami mendatangi teras yg berada disamping dealer tsb. Disitu kami melihat2 lagi mobil sambil Saipul menjelaskan kelengkapan tambahan yg diberikan & fungsi2 dari tombol2 di dlm mobil. Lalu, Saipul menunjukkan surat2 yg mesti kami tanda tangani. Dan terakhir, kamipun melakukan prosesi serah terima mobil dgn foto kami & Saipul memegang kotak penyimpanan buku2 T*yota didepan mobil yg telah kami beli. Dan, kamipun pulang dgn mobil baru tanpa memberi tip ke Saipul.

3 bulan kemudian (hari ini), kami servis berkala yg pertama. Kami (seperti biasa) disambut dgn baik oleh satpam & bagian pelayanan servis. Setelah surat pendaftaran servis diserahkan pihak pelayanan, kami dipersilahkan menunggu ke ruang tunggu servis yg berada di lantai 2.

Ruang tunggunya sgt cozy ala cafe dgn tersedia bar, sofa2, tv, toilet, smoking area, bbrp perangkat komputer utk internetan, koran & majalah utk dibaca. Kami langsung duduk di sofa2 yg dekat pintu masuk disambut oleh salah satu pelayan. Si pelayan bertanya kami mau minum apa lalu dia meminta surat pendaftaran servis yg kami punya, mungkin utk dicek apakah kami benar konsumen yg ingin servis atau tdk.

Tak lama kemudian, si pelayan mengantar minuman kami (white coffee) plus 2 buah kue tradisional indonesia yg disuguhkan disebuah piring kecil. Lalu, Saipul muncul dihadapan & menyapa kami & akhirnya Saipul mengambil salah satu kursi diruang tunggu tsb utk lagi2 ngobrol2 dgn kami termsk ke soal2 kehidupan pribadi.

Setelah cukup lama ngobrol2 dgn Saipul yg byk omong & sok kenal sok dekat itu, lalu muncullah salah seorang staff yg membawa kelengkapan surat spt BPKB & asuransi. Kami diharuskan memberikan KTP (utk difotocopy lagi) & menandatangani selembar surat+disebuah buku sptnya daftar konsumen yg telah mengambil kelengkapan surat. Staff tsb menyerahkan BPKB & asuransi lalu pergi. Si Saipul yg msh tetap berada didkt kami berkata agar kami mengecek surat2 tsb termsk apakah ada kesalahan dlm penulisan nama & alamat. Kami mengecek dgn teliti sampai kami melihat no rumah di lembar asuransi salah. Lalu kami tanya ke Saipul dan menurutnya tdk masalah krn nanti kalau klaim  bisa pakai nomor mobil. Disitupun kami akhirnya melihat kalau asuransi mobil kami berbeda biayanya dgn pada saat deal awal. Jadi, yg tertera di lembaran surat asuransi tsb selisih lbh murah 500 ribu. Kamipun mengira si Saipul mengambil untung dari biaya asuransi ini!!! Kami yg awalnya sebelum berangkat servis ingin memberikan tip sekaligus angpao krn Saipul yg kebetulan baru nikah akhirnya mengurungkan niat tsb.

Setelah begitu lamanya bersama kami, Saipul yg banyak omong itu pergi. Dan selang beberapa saat kemudian, si pelayan di ruang tunggu tsb mendatangi kami & mengatakan kalau mobil kami telah siap. Mobil kami telah terparkir di samping dealer bersama satu mobil milik konsumen lainnya. Mobil kami tdk hanya diservis tapi jg dpt cuci mobil gratis plus bonus payung. Kami diantar oleh staff bagian pelayanan servis sampai ke mobil. Lalu kami diharuskan utk menunjukkan surat pendaftaran servis ke satpam sebelum meninggalkan dealer. Dan lucunya saat kami menyerahkan surat tsb, satpam sempat2nya mengingatkan kami utk memakai sitbelt.

Saturday, December 6, 2014

BARU JADI PELAYAN KOK SONGONG!!!

Penampilan memang msh dianggap hal yg penting bagi sebagian besar masyarakat. Dgn hny melihat penampilan saja, seseorang seolah2 spt sdh bisa menebak bagaimana latar belakang org yg dilihatnya.

Memang sah2 saja, kalau setiap org melakukan hal tsb. Tapi kalau melihat org dari luarnya saja dijadikan patokan utama penilaian seseorang terhdp org lain bisa jd membahayakan baik dlm menjalin hubungan ataupun usaha.

Lucunya dari pengalaman yg pernah saya amati, org2 yg jabatannya lbh rendah justru lbh sering memandang org spt konsumen/pelanggannya dari casing luarnya. Jabatan spt pelayan, penjaga toko, ataupun satpam yg seharusnya jadi garda terdepan dari image sebuah toko/perusahaan dgn seenaknya sendiri bersikap arogan bahkan melebihi sikap boss mrk sendiri.

Contoh saja, mantan pembantu saya. Awalnya dia diterima sbg pembantu krn dpt rekomendasi dari tmn yg mengatakan org tsb sgt butuh kerjaan khususnya tmpt tinggal krn sblmnya dia numpang dirmh saudaranya dan tidur dilantai di ruang tv. Stlh diterima ditmpt saya, ternyata terlihat segala prilakunya. Coba bayangkan dia lbh sibuk dgn 2 hapenya (parah kan! Pembantu pny dua hape) ketimbang kerjaannya. Dia pun sgt hobi tidur siang bhkn hobinya ini pernah sampai beresiko menbahayakan rumah (kebakaran). Sbg pembantu, dia tdk bisa ganti tabung gas & tdk bisa disuruh malahan dia balik nyuruh2. Pdhl selama saya pny pembantu tdk pernah diperlakukan tdk wajar bhkn pembantu pun bisa makan makanan yg sama yg kami makan dimeja tp si pembantu ini malah berti sikap kelewat batas maka dari itu sebulan kemudian dia dipecat.

Cerita lainnya terjadi ketika suatu hari saya mengantar ibu saya ke toko furniture langganan dekat rmh. Bisa diblg langganan krn kami memang membeli furniture di toko itu sejak toko msh kecil. Bhkn ibu sayapun sampai kenal dgn pemilik toko. Hari itu rencananya ibu saya mau melihat2 apakah di toko tsb menjual meja kursi makan jati. Krn jaraknya sekitar 400 m dari rmh, saya & ibu berpakaian santai & berangkat hanya naik angkot. Sampai di toko tsb, saya & ibu melihat2 satu2nya set meja kursi makan jati. Namanya konsumen mau membeli tentunya ibu saya bertanya ke 2 pelayan toko wanita yg hanya duduk2 tanpa menghampiri kami yg dtg ke toko tsb.

Ibu saya bertanya "yg ini harganya berapa?"
Salah satu pelayan toko menjawab "mahal!"
Lalu ibu saya membalas " ya brp?"
Pelayan lalu baru menjawab harga satu set meja kursi tsb.
Lalu ibu saya bertanya "apakah ada yg model bulat?"
Pelayan menjwb ada sambil menunjukkan brosur yg ada foto2 furniture lainnya.
Lalu ibu saya bertanya sambil menunjuk salah satu foto "klo yg spt ini brp?"
Si pelayan lagi2 menjawab "mahal!"
Ibu saya yg memang awalnya berniat membeli set meja makan jati bulat akhirnya tidak jd membeli set meja makan yg tersedia di toko tsb.  Lalu sblm pulang, ibu saya tiba2 melihat2 matras latex size king. Ibu saya pun jd tertarik dgn matras tsb.
Beliau lalu bertanya ke pelayan toko "klo tmpt tidur ini brp?"
Si pelayan menjawab "oh, yg itu mahal!"
Ibu saya yg mulai ilfeel dgn sikap di pelayan lalu bertanya sedikit ketus "brp?"
Si pelayan menjawab "7,2 juta"
Stlh mengetahui ibu saya pasti membeli tmpt tidur tsb, kedua pelayan tsb langsung berubah sikapnya 180°. Mrk yg tadinya begitu meremehkan konsumen tiba2 berubah jd spt sangat2 "pelayan" yg nunduk2, ramah & hormat. Apalagi setelah mengetahui ibu saya bayarnya kontan, ga pake DP2an maka makin menjadi2 pelayanlah sikap kedua wanita tsb. Sampai2 mrk menawarkan bbrp furniture lain sambil (akhirnya) mau berdiri.

Dilain kesempatan, pernah jg ibu saya mengalami kejadian tdk menyenangkan dari salah satu SPG dep. store ternama yg juga berkata kalau produk pakaian yg berada di wilayah yg dia tunggu itu "harganya tinggi". Ibu saya yg enggan membuat keributan lalu pergi meninggalkan SPG tsb.

Satpam jg bersikap bersikap hampir sama. Satu ketika saya mengantar ibu  ke salah satu bank dkt rmh. Ibu saya berniat ganti buku tabungan krn buku lama udh full. Si Satpam (yg memang cuma itu2 saja) spt biasa membuka/menutup pintu setiap kali nasabah dtg/pergi ke/dari bank tsb sambil mengucapkan salam termsk saat saya & ibu dtg. Krn ibu saya mau ganti buku maka berurusan dgn petugas bank yg berada dilantai dasar. Saya & ibu duduk di kursi tunggu yg tersedia. Lalu, tibalah giliran ibu saya yg dilayani oleh petugas bank sedangkan saya tetap menunggu. Stlh beberapa lama, tiba2 si satpam yg tadi menghampiri saya dan bertanya "ada keperluan apa?". Lalu saya menjawab "sedang menunggu" sambil mengarahkan jari telunjuk saya ke ibu saya yg sedang dilayani petugas bank. Si satpam berkata "Ooh" lalu pergi.
Awalnya saya msh anggap wajar sikap si satpam tsb sampai  akhirnya, muncul salah seorang pelawak bertubuh pendek yg dtg dgn mengendarai mobilnya. Si pelawak turun dari mobil sambil sibuk dgn Hapenya. Si satpam yg melihat kedatangan pelawak tsb, lalu sok akrab menyapa "halo, Boss!! Hape baru?". Seketika itu pula saya tersadar, klo sikap si satpam itu tergantung penampilan nasabah yg dtg ke bank tsb. Klo nasabahnya dtg dgn penampilan biasa (wlpn itu perempuan) langsung dianggap mencurigakan tapi kalau nasabahnya keliatan jelas statusnya misalnya spt "artis" (wlpn kurang terkenal spt pelawak tsb) maka si satpam siap "menjilat" atw cari muka.

Bukan hanya terjadi terjadi pd saya & ibu, tp ayah saya pun mengalami hal yg sama. Ayah saya selalu berpenampilan biasa bhkn tiap kali keluar rumah lbh sering mengenakan t-shirt & celana pendek. Ayah saya pun sgt suka bergaul dgn siapa saja termsk dgn tukang parkir & pelayan rumah makan. Bhkn saking akrabnya, ada yg manggil Pak'de. Ayah saya pernah cerita, salah satu pelayan baru rumah makan langganan dkt rumah bertanya pertanyaan yg sgt aneh. Pelayan itu bertanya "Bpk, tidurnya dimana?". Ayah saya yg memang sgt suka bercanda lalu menjawab agak nyeleneh "ya disekitar sini". Bbrp hari kemudian saat pulang shalat jum'at, ayah saya pulang bareng dgn pelayan tsb. Saat sampai didpn rumah, ayah saya blg ke pelayan itu "mari duluan". Si pelayan dgn wajah melongo hanya senyum. Prnh jg satu hari (hari minggu tepatnya), ayah saya membeli bbrp air mineral galon di mini market dekat rumah. Ayah saya memarkirkan mobilnya tepat diparkiran minimakret. Lalu, beliau masuk utk tanya apa ada air galon atau tdk ke kasir. Si kasir menjawab "ada!". Ayah saya langsung membayar & kembali ke mobil utk menurunkan galon2 kosong. Si pegawai minimarket yg lain, membawa galon berisi air mineral ke mobil. Krn pegawai tsb kenal ayah saya, mrk berdua berbincang2 tapi yg paling lucu adalah pertanyaan terakhir si pegawai. Dia tanya ke ayah saya "ini mobil siapa pakde". Ayah saya cuma senyum2 saja sedangkan ibu saya yg berada didlm mobil ketawa sekaligus terheran2 krn ayah saya yg gemuk seperti itu kok bisa2nya sering dianggap gembel; mulai dari ditanya tidurnya dimana sampai mobilnya siapa.

Tante saya pun mengalami hal serupa dgn kesongongan "pelayan". Beliau bekerja sbg kepsek, disekolahnya ada penjaga sekolah. Dan lucunya, penjaga sekolah ini songongnya minta ampun. Klo disuruh mengerjakan tugasnya ibarat harus nahan emosi tingkat tinggi krn si penjaga sekolah ini slalu berasa dirinya itu bos.

Selain kisah tsb diatas, byk jg org2 yg menceritakan curahan kekesalan mrk terhadap ulah songong pelayan di surat pembaca. Semisalnya, kisah pelayan salah satu resto pizza yg dgn jahatnya nyeletuk "memangnya bisa bayar" ketika konsumennya yg berpakaian biasa memesan byk makanan. Atau bagaimana seorang pelayan toko elektronik lbh melayani konsumen bule ketimbang konsumen sesama pribumi. Dan msh byk lagi cerita lainnya (silahkan cari & baca sendiri di mbah gugle).

Semestinya hal tsb tdk boleh terjadi apalagi org2 tsb merupakan GARDA TERDEPAN dari sebuah usaha. Bagaimana sebuah toko bisa laris manis bukan hanya tergantung bagaimana kualitas produk yg dijual tapi bagaimana service yg diberikan org2 yg bekerja di toko tersebut. Saya jd ingat, toko perhiasan langganan ibu. Wlpn toko tsb pny begitu langganan, tapi si pemilik toko yg beretnis tionghoa bisa hafal nama ibu saya & menyapa tiap kali dtg ke toko tsb. Jika saya & ibu dtg ke toko tsb & para pelayannya sibuk dgn urusannya masing2, si pemilik toko yg kebetulan cuma melintas & melihat kami langsung memanggil salah satu pelayannya utk buru2 melayani kami. Tak jarang ketika ibu saya lagi sibuk melihat2 perhiasan, si pemilik toko yg baru dtg akan menyapa ibu saya sambil tersenyum wlpn tiap kali saya & ibu dtg ke toko tsb dgn pakaian sangat biasa. Makanya tdk heran toko tsb bisa besar spt skrg bhkn pny cabang 3 tmpt pdhl dulu hanya sebuah toko kecil.

Itulah bukti, klo service lah ke konsumen termasuk yg paling utama. Seorang bos pemilik toko justru bisa bersikap ramah terhadap semua konsumennya mau bagaimanapun bentuk wujud konsumennya. Baginya, asalkan tokonya pny kredibilitas baik dlm segi pelayanan, produk yg dijual laris manis & syukur2 konsumennya jd langganan yg terus dtg lagi & lagi. Dan kalaupun calon konsumen tdk jd membeli, justru bos pemilik toko tidak MEREMEHKAN konsumen tsb krn baginya dgn pelayanan baik skrg, bisa saja konsumen itu terkesan & akhirnya nanti bisa dtg lagi utk membeli & bisa saja konsumen tsb merekomendasikan tokonya ke org2 sekitarnya. Tapi (ANEHNYA) org2 yg jabatannya rendah justru bersikap arogan & terlebih dahulu berasumsi buruk terhadap calon konsumennya sendiri HANYA dgn melihat penampilan konsumen yg tdk sesuai harapan mrk. Mrk seolah2 bisa menebak latar belakang ekonomi calon koncumen hanya melihat dari penampilan luarnya; yg berpakaian necis pasti berduit & berpakaian seadanya pasti bokék pdhl semuanya BELUM TENTU!!! Akhirnya yg dirugikan siapa? Tentunya mrk sendiri & toko tempat mrk bekerja, krn calon konsumen jdnya akan ilfeel utk dtg & membeli di toko tsb.

Saya jd teringat lg wkt saya ke minimarket yg jg dkt rmh, spt biasa krn cuma ke minimarket makanya berpakaian santai saja. Suatu ketika, minimarket itu cuma ada bbrp konsumen, si pegawai minimarket sejak saya masuk terus membuntuti saya spt biasa dgn cara mrk yg seolah2 akting membereskan barang2 yg ada didkt saya berdiri. Lalu, ada salah satu konsumen yg membayar ke kasir & otomatis pegawai itu balik lagi kekasir (wlpn disitu ada temannya yg sesama pegawai minimarket). Saya yg masih mencari2 barang2 yg akan dibeli terus berputar mengelilingi lorong2 minimarket tsb sampai pd akhirnya sy bertemu dgn 2 org yg tiba2 panik melihat saya. Posisinya salah seorang jongkok & yg lain membelakangi saya sambil salah satu tangannya memasukan sesuatu ke dlm bajunya. Saya tersadar dgn keanehan tsb akhirnya cuma hanya bisa diam & pergi meninggalkan mrk. Dari situ saja kita bisa lihat bhwa si pegawai minimarket jg memandang org hny dari casing luarnya saja & begitu mudahnya mencurigai konsumen yg berpakaian seadanya spt saya tapi disisi lain mrk sendirilah yg akhirnya membuka celah oknum2 konsumen yg penampilannya rapih utk berbuat macam2 spt mengutil.

(CDBOT) CINTA DENGAN BIAYA ORANG TUA

Pria ini biasa dipanggil Danang. Berasal dari keluarga yg cukup. Danang berkuliah di salah satu Universitas Negeri terkemuka dipinggiran Jakarta. Wlpn hrs tinggal terpisah dari orangtuanya, Danang tetap tercukupi kebutuhan hidupnya termasuk segala fasilitas penunjang perkuliahannya. Mulai dari lengkapnya isi kamar kosannya sampai berganti2 motor kesukaan pun dipenuhi oleh orangtuanya.

Disemester2 akhir, Danang menjalin hubungan untuk pertama kali dlm hidupnya dgn salah satu teman kuliahnya. NgeDate & mengantar sang kekasih menjadi bagian penting yg umumnya sering dilakukan Danang wlpn uang & fasilitasnya dari orangtua. Tapi, pd akhirnya hubungan Danang tsb tidak bertahan lama.

Setelah lulus kuliah, Danang langsung mendpt pekerjaan disebuah perusahaan swasta di Jakarta. Dan, kebetulan sahabat kuliah Danang pun jg diterima ditmpt & posisi yg sama.
Suatu ketika, sahabat Danang ini memperkenalkannya ke seorang anak polisi bernama Ina saat Danang berkunjung ke Bandung (tmpt tinggal sahabat Danang tsb). Mulai dari situlah, hubungan Danang dgn Ina mulai terjalin dan semakin serius. Wlpn berpacaran jarak jauh, Danang bisa dibilang cukup intens menjalin hubungan dgn Ina. Jika ada kesempatan, Danang slalu berusaha berkunjung & menginap ke rmh Ina.

Danang mungkin telah bekerja, tapi entah mengapa CDBOT. Fasilitas yg digunakan utk tampil di dpn sang kekasih msh berasal dari ortu. Tidak hanya mengendarai dari motor yg telah dibelikan ortunya, Danang jg cukup sering memaksa agar bisa membawa mobil ortu demi tampil hebat di dpn Ina & ortunya.

Stlh berhubungan 3 thn, Danang & Ina akhirnya putus. Lalu, Danang menjalin hubungan lagi dgn seorang perempuan berjilbab bernama Cherry. Spt halnya hubungan Danang dgn pasangan2 sblmnya, Danang msh sama yaitu CDBOT. Bhkn skrg makin menjadi2 & parah krn dia bhkn bisa tega memaki ortunya sendiri jika keinginannya utk eksis di dpn kekasi dilarang oleh sang ortu. Danang jg tak segan2 membawa lari mobil sang ortu demi ngeDate & membawa jalan2 Cherry kemanapun sampai mengakibatkan ban mobil  rusak krn Danang menerobos jalan depan rmhnya yg sedang dlm perbaikan. Dan, bukannya dia bertanggung jwb atas kerusakan yg terjadi, Danang justru melempar tanggungjwb itu ke ortu yg tega ia maki2 demi kekasih. Hubungan Danang & Cherry berlangsung selama 2 thn hingga akhirnya mrk memutuskan utk mengakhiri hubungan.

Tak lama stlh putus dgn Cherry, Danang berkenalan dgn seorang perempuan bernama Siti. Siti berasal dari keluarga sederhana. Dia tinggal bersama ortunya disebuah rumah dinas kecil di Jakarta Timur. Ibunya seorang ibu rumah tangga & Bpknya menjabat di posisi yg bisa dibilang rendah di AU. Wlpn keadaanya spt itu, gaya hidup Siti & keluarga benar2 kontras krn mrk bak org mampu. Ibunya Siti bahkan bisa tak segan2 mengekspresikan rasa jijiknya akan nasi bungkus pdhl hidup aslinya saja sgt sederhana.

Danang & Siti bisa dibilang pny kemiripan. Danang yg suka tampil melampaui kemampuannya demi dipandang org bertemu dgn Siti yg mempunyai gaya hidup bak org kaya. Disaat berpacaran dgn Siti, Danang jg msh CDBOT. Wlpn dia bisa dibilang sudah bekerja beberapa thn tapi demi "menggaet cewe" dia masih butuh modal dari ortunya.

Stlh berpacaran setahun, akhirnya Danang & Siti memutuskan utk menikah. Awalnya, ortu Danang masih blm merestui hal tsb dikarenakan mrk begitu mengetahui bagaimana anaknya selama ini. Danang msh dianggap blm pny kesiapan sebagai suami & kepala keluarga krn dia bisa dibilang msh cukup manja sbg anak laki2 & tergolong suka terbawa nafsu sesaat jika menginginkan sesuatu.

Danang yg memang tdk bisa dibantah permintaannya sampai memaksa sambil memaki ke ortu agar segera dipenuhi keinginannya menikah. Dgn penuh emosi, Danang bahkan tega melempar ibunya dgn gelas kaca lalu berteriak "cuma ingin menikah, nanti kalaupun hrs tinggal di kontrakan kecil jg ga apa2".  Lalu, sang ibu yg begitu menyayangi Danang akhirnya merestui permintaan anak itu wlpn tetap saja msh ada perasaan yg mengganjal didlm hatinya.

Persiapan pernikahan mulai dilakukan. Kali ini pihak mempelai wanita lah yg membiayai pesta pernikahan. Dgn menggunakan jasa WO, Resepsi mewah pun berusaha dipenuhi oleh pihak keluarga Siti. Danang yg mempunyai gaya hidup yg muluk2 justru makin senang krn pihak keluarga sang kekasih benar2 sejalan dgn apa yg dia pikirkan & impikan selama ini wlpn sekali lagi semua itu serba dipaksakan.

Tak sampai disitu saja, Danang yg pada awalnya mendramatisir perasaannya yg ingin menikah & tinggal dikontrakan kecil justru mengejar2 ortunya utk merenovasi salah satu rmh yg selama ini dijadikan kontrakan oleh sang ortu. Dgn susah payah, uang & keringat akhirnya sang ayah mau merenovasi rmh tsb demi tempat tinggal sang anak bersama istrinya. Dan, lucunya Danang yg bersikap bak Tuan Raja tdk sama sekali membantu apa2 dlm proses renovasi rmh tsb bhkn disaat rmh tsb selesai direnovasi, Danang justru lbh memilih pergi jalan2 dgn Siti sedangkan keluarga Danang sibuk bersih2.

Saat hari H, Danang & Siti benar2 bak Raja & Ratu sehari. Pesta yg ada diimpian mrk spt bnr2 terwujud. Senyum sumringah & gaya petantang petentengpun dilakukan kedua mempelai tsb didpn para tamu yg berdatangan dari penjuru negeri.

Tapi seperti halnya kisah Cinderella, suasana tsb hanya bertahan sehari saja. Keesokan harinya, mulailah Danang & Siti menghadapi kenyataan yg ada. Danang dihadapkan bahwa uang hadiah pemberian dari para tamu yg hadir diacara resepsi tsb diambil semua oleh ortu Siti. Jadi, ibarat mrk balik modal atas apa yg telah mrk tanam. Danang & Siti pun hanya bisa membeli perabotan dgn uang yg mrk pny & dpt dari bbrp saudara yg langsung memberikan ke mrk.

Disaat hari pindah rmh, Danang beserta keluarga Siti sibuk beres2 semuanya. Lalu, ortu Danang dtg berkunjung. Tapi anehnya, ketika ortunya datang justru Danang sengaja pergi meninggalkan mrk. Ortu Danang lalu berkeliling sekitar rmh dan saat itu pula ayah Danang melihat hal membahayakan krn begitu byk colokan kabel2 yg terpasang dlm satu tempat. Melihat hal tsb, lalu sang ayah mengirim SMS ke Danang agar colokan jgn dipasang sembarangan krn bisa berbahaya. Tapi tanpa diduga, Danang membalas SMS dari ayahnya dgn nada yg sgt menyakitkan "ga ush ikut campur, ayah tdk andil apa2". Sang ayah seketika itu pula merasa marah & tersinggung krn anak yg selama ini dibela2 kebutuhannya justru berpendapat kalau ayahnya tdk ada andil apa2. Lalu, sang ayah membalas sms Danang "itu rmh yg akan kamu tempati pny siapa?". Dan, Danangpun akhirnya terdiam mendpt jawaban SMS dari ayahnya tsb.

Setelah menikahpun, Danang yg statusnya sbg kepala keluarga msh saja CDBOT. Berkali2, dia dtg kermh ortunya utk minta dicukupi kebutuhan rmh tangganya spt meminta uang utk beli tabung gas/perbaikan listrik, meminta sembako, dll. Bukan hanya itu saja, Danang bhkn seenaknya membawa beberapa furniture, elektronik bhkn mobil ortunya utk fasilitas diri dia beserta istri. Dan lucunya, semua itu berbanding terbalik dgn kalimat yg pernah dia tulis di salah satu akun media sosialnya dulu "ingin menjadi pencari nafkah yg halal buat istri & anak".
Jadi, apakah arti halal dgn CDBOT plus msh dgn memaksa/merampas/menyerobot?!?!? Sungguh memalukan.

"Berani mencintai seseorang berarti siap membiayai semuanya sendiri bukan minta dibiayai org tua apalagi kalau mengaku dirinya seorang LAKI-LAKI"


[HATI-HATI] BUAH JATUH TAK JAUH DARI POHONNYA

Mungkin semua tau makna dari pribahasa "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" tapi utk yg blm tau akan saya jelaskan sedikit. "Buah" diibaratkan anak sedangkan "Pohon" artinya orangtua. Jadi, makna keseluruhannya adalah sifat/perilaku/kesukaan/hobi/pekerjaan/pendidikan anak mirip dgn/diturunkan dari ortunya.

Untuk hal2 baik, akan sgt bagus sekaligus membahagiakan jg melihat anak mendptkannya dari ortu tapi jgn lupa jg hal jelek/buruk bisa saja diturunkan/ditiru sang anak. Entah ada yg blg dari bawaan gen lah, mencontoh lah atau apapun namanya tapi faktanya memang hal semacam ini bisa diturunkan ke anak.

Okehlah saya akan mencontohkan sebuah kasus nyata dari pribahasa "buah jatuh tak jauh dari pohonnya". Disebuah keluarga, sang ayah tukang selingkuh, pelaku KDRT dan numpang hidup dari kerja keras istrinya lalu saat sang anak laki2nya dewasa & menikah, sang anak tsb jg melakukan perilaku yg sama persis spt yg diperbuat sang ayah . Dan, perilaku itu pun ditiru jg oleh anak turunannya selanjutnya (cucu dari ayah pertama). 3 Generasi melakukan siklus perilaku buruk yg sama.

Di lain kasus, jg bisa terjadi pada sisi perempuan. Misalnya kalau seorang ibu yg pny prilaku liar sbg seorang perempuan misalnya free sex & matrelistis maka secara sadar ataupun tdk si anak perempuannya akan berpeluang besar tumbuh besar menjadi spt itu. Apalagi sosok tsb adalah sosok dominan/penting dalam kehidupan awal setiap insan manusia..siapa lagi kalau bukan yg namanya ORANGTUA.

Jadi, sgtlah penting bagi siapa saja yg akan/telah menjadi ortu utk berpikir baik2 bagaimana bersikap/perilaku krn pastinya akan dicontoh/diturunkan ke keturunan kita sendiri. PERLU DIGARIS BAWAHI → KETURUNAN KITA SENDIRI lho.

Bukankah kita ga mau klo anak2 kita jd manusia2 brengsek/bejat/dpt label sampah masyarakat krn meniru perilaku kita atau dpt label buruk dari lingkungan sekitar spt "Ooohh, panteslah dia begitu wong turunan dari bpk/ibunya".
Dan, yg perlu diingat lagi....kelak ortulah yg dimintai pertanggungjwbannya atas anak turunannya dihadapan Tuhan BUKAN org lain. Menjadi ortu itu bukan hal yg bisa dianggap main2.

"Ibarat saat bercermin...ortu ingin pantulan bayangannya (dlm hal ini anak2nya) ingin spt apa, semua tergantung dari diri ortunya sendiri"