Saya bangun pagi2 krn ingin memperpanjang SIM A. Berangkat dari rumah jam 7.30 ke tempat mangkalnya mobil sim keliling yg berada (pd hari ini) diparkiran Mall. Ternyata saya sampai disana terlalu cepat sekitar jam 7 lewat. Tapi udh ada bbrp org yg jg ingin memperpanjang SIM tapi kebanyakan laki-laki. Tak lama, dtg org2 lainnya termsk ada perempuannya. Saya yg sdh bosen nunggu didlm mobil hanya bisa liat "hiburan" para security Mall sedang breafing & pemanasan dgn tongkatnya sambil teriak beramai2 HUH...HAH!!!
Jam 8 lewat dikit, mobil yg dinanti2 byk org dtg. Saya langsung menuju ke tempat mobil simling biasa diparkir. Disitu sdh ada petugas yg meminta SIM lama & fotocopy KTP ke org2 yg ingin memperpanjang SIM. Saya pun mengeluarkan berkas2 tsb dr dlm dompet & menyerahkannya ke petugas. Stlh itu, sy menunggu sebentar sampai petugas lainnya mempersiapkan meja pendaftaran. 2 petugas termsk Pak Polisi berseragam duduk disana sambil menstaples SIM lama & fotocopy KTP ke formulir. Stlh itu, mrk memanggil satu per satu para pemohon perpanjangan SIM. Tak berapa lama, saya dipanggil. Saya isi formulir dgn hati2 lalu segera dikumpulkan kembali ke petugas tadi.
Saya duduk ke tempat kursi plastik yg disediakan mrk. Tiba2 org2 berkumpul di meja petugas lain dekat mobil simling. Saya menghampiri & ternyata kami diharuskan membubuhkan tandatangan disecarik kertas kecil yg sdh ditentukan posisinya. Stlh selesai tanda tangan, petugas tsb berpesan agar kertas jgn dilipat-lipat. Saya pun kembali duduk ke kursi plastik utk menunggu giliran utk foto. 30 menit berlalu & mulai dipanggil per kelompok (berisi 7 org pria) utk bergantian utk msk ke mobil simling. Setelah kelompok pertama selesai semua,dipanggil nama org2 utk kelompok ke-2 yg antaranya termsk saya. Didlm mobil simling, sy menunggu antrian di duduk dikursi plastik yg disediakan sambil sesekali melihat cermin yg ada disebelah saya.
Stlh 3 pria selesai dgn urusannya, barulah nama sy dipanggil oleh si petugas foto. Saya langsung duduk di kursi utk foto SIM. Si petugas mengkroscek lagi identitas diri saya; mulai dari nama sampai pekerjaan. Lalu, saya diharuskan memberikan cap jempol kiri & kanan ke alat sidik jari. Dan barulah saya difoto.
Saya pindah ke kursi sebelah, tmpt penerimaan & pembayaran SIM. Biaya utk perpanjangan SIM A Rp. 140.000. Sesudah bayar, saya keluar dari mobil simling & pulang sambil sesekali melihat SIM baru utk mengecek foto diri yg ternyata lbh jelek (gelap) ketimbang foto SIM yg dibuat di Polres. Tak lupa saya cek lg data diri di SIM baru tsb.
Dan ternyata saat baru sampai didpn rmh, saya tersadar ada kesalahan dlm pencantuman nama yg letaknya disebelah kanan diatas sidik jari; harusnya wanita malah tertulis pria. Tanpa pikir panjang langsung bergegas ke mobil simling td. Disana, keadaan sdh membludak. Byk org sdg menunggu antrian perpanjangan SIM. Saya turun dr mobil & langsung menuju ke meja pendaftaran. Disitu ada 2 org yg sdg mendaftar. Saya komplain ke petugas pendaftaran klo ada kesalahan dlm pencantuman jenis kelamin. Salah satu org yg sdg mendaftar malah menertawakan kasus yg saya alami.
Si petugas lalu mengatakan "ini tdk mslh krn klo ditindak dilapangan yg dilihat identitas dirinya. Lagipula fotonya kan foto ibu (saya). Dan klopun SIMnya dibetulkan paling jenis kelaminnya dihilangkan". Saya berulang kali bertanya "bnr tdk apa2?" Dan petugas tsb menjwb lagi "tdk apa2" sambil mrk sibuk mengurus formulir pemohon sim. Saya ambil lg SIM saya tsb sambil berkata "ya sdh klo begitu pak, makasih!"
Tapi saya msh kepikiran, "knp bisa2nya utk urusan kartu identitas penting spt SIM, si petugas bisa lalai utk mengubah opsi jenis kelamin pria ke wanita HANYA krn saat itu lbh byk pemohon pria drpd pemohon SIM wanita". Pdhl saya dtg pagi2 & berada diurutan ke 11 itupun saya pemohon wanita pertama yg difoto pd hari itu. Artinya si petugas hrsnya pny peluang utk lbh teliti. Dan, bisa jd pemohon wanita setelah saya jg mengalami nasib sama akibat keteledoran petugas.
No comments:
Post a Comment