Saturday, May 23, 2015

SALAH PENCANTUMAN JENIS KELAMIN DI SIM

Saya bangun pagi2 krn ingin memperpanjang SIM A. Berangkat dari rumah jam 7.30 ke tempat mangkalnya mobil sim keliling yg berada (pd hari ini) diparkiran Mall. Ternyata saya sampai disana terlalu cepat sekitar jam 7 lewat. Tapi udh ada bbrp org yg jg ingin memperpanjang SIM tapi kebanyakan laki-laki. Tak lama, dtg org2 lainnya termsk ada perempuannya. Saya yg sdh bosen nunggu didlm mobil hanya bisa liat "hiburan" para security Mall sedang breafing & pemanasan dgn tongkatnya sambil teriak beramai2 HUH...HAH!!!

Jam 8 lewat dikit, mobil yg dinanti2 byk org dtg. Saya langsung menuju ke tempat mobil simling biasa diparkir. Disitu sdh ada petugas yg meminta SIM lama & fotocopy KTP ke org2 yg ingin memperpanjang SIM. Saya pun mengeluarkan berkas2 tsb dr dlm dompet & menyerahkannya ke petugas. Stlh itu, sy menunggu sebentar sampai petugas lainnya mempersiapkan meja pendaftaran. 2 petugas termsk Pak Polisi berseragam duduk disana sambil menstaples SIM lama & fotocopy KTP ke formulir. Stlh itu, mrk memanggil satu per satu para pemohon perpanjangan SIM. Tak berapa lama, saya dipanggil. Saya isi formulir dgn hati2 lalu segera dikumpulkan kembali ke petugas tadi.

Saya duduk ke tempat kursi plastik yg disediakan mrk. Tiba2 org2 berkumpul di meja petugas lain dekat mobil simling. Saya menghampiri & ternyata kami diharuskan membubuhkan tandatangan disecarik kertas kecil yg sdh ditentukan posisinya. Stlh selesai tanda tangan, petugas tsb berpesan agar kertas jgn dilipat-lipat. Saya pun kembali duduk ke kursi plastik utk menunggu giliran utk foto. 30 menit berlalu & mulai dipanggil per kelompok (berisi 7 org pria) utk bergantian utk msk ke mobil simling. Setelah kelompok pertama selesai semua,dipanggil nama org2 utk kelompok ke-2 yg antaranya termsk saya. Didlm mobil simling, sy menunggu antrian di duduk dikursi plastik yg disediakan sambil sesekali melihat cermin yg ada disebelah saya.

Stlh 3 pria selesai dgn urusannya, barulah nama sy dipanggil oleh si petugas foto. Saya langsung duduk di kursi utk foto SIM. Si petugas mengkroscek lagi identitas diri saya; mulai dari nama sampai pekerjaan. Lalu, saya diharuskan memberikan cap jempol kiri & kanan ke alat sidik jari. Dan barulah saya difoto.

Saya pindah ke kursi sebelah, tmpt penerimaan & pembayaran SIM. Biaya utk perpanjangan SIM A Rp. 140.000. Sesudah bayar, saya keluar dari mobil simling & pulang sambil sesekali melihat SIM baru utk mengecek foto diri yg ternyata lbh jelek (gelap) ketimbang foto SIM yg dibuat di Polres. Tak lupa saya cek lg data diri di SIM baru tsb.

Dan ternyata saat baru sampai didpn rmh, saya tersadar ada kesalahan dlm pencantuman nama yg letaknya disebelah kanan diatas sidik jari; harusnya wanita malah tertulis pria. Tanpa pikir panjang langsung bergegas ke mobil simling td. Disana, keadaan sdh membludak. Byk org sdg menunggu antrian perpanjangan SIM. Saya turun dr mobil & langsung menuju ke meja pendaftaran. Disitu ada 2 org yg sdg mendaftar. Saya komplain ke petugas pendaftaran klo ada kesalahan dlm pencantuman jenis kelamin. Salah satu org yg sdg mendaftar malah menertawakan kasus yg saya alami.

Si petugas lalu mengatakan "ini tdk mslh krn klo ditindak dilapangan yg dilihat identitas dirinya. Lagipula fotonya kan foto ibu (saya). Dan klopun SIMnya dibetulkan paling jenis kelaminnya dihilangkan". Saya berulang kali bertanya "bnr tdk apa2?" Dan petugas tsb menjwb lagi "tdk apa2" sambil mrk sibuk mengurus formulir pemohon sim. Saya ambil lg SIM saya tsb sambil berkata "ya sdh klo begitu pak, makasih!"

Tapi saya msh kepikiran, "knp bisa2nya utk urusan kartu identitas penting spt SIM, si petugas bisa lalai utk mengubah opsi jenis kelamin pria ke wanita HANYA krn saat itu lbh byk pemohon pria drpd pemohon SIM wanita". Pdhl saya dtg pagi2 & berada diurutan ke 11 itupun saya pemohon wanita pertama yg difoto pd hari itu. Artinya si petugas hrsnya pny peluang utk lbh teliti. Dan, bisa jd pemohon wanita setelah saya jg mengalami nasib sama akibat keteledoran petugas.

Sunday, May 17, 2015

SOSIAL MEDIA CUMA JADI PANGGUNG SANDIWARA

Sosial media sdh menjadi bagian penting bagi manusia modern. Coba bayangkan, saat membuka mata sampai menjelang tidur pasti tdk bisa lepas dari yg namanya sosial media. Saya pun SEMPAT mengalami masa2 itu dimana saya terlalu addicted dgn sosial media. Addictednya pun hny didasari krn saya bisa silaturahmi dgn tmn2 saja. Tapi seiring wkt akhirnya saya memutuskan utk jarang menggunakan sosial media; paling saya sesekali mengaktifkan akun sosial media saya HANYA utk melihat keadaan & setelah itu kembali deactivated. Alasan saya sdh tdk tertarik dgn sosial media krn semakin ke sini sosial media yg awalnya sbg ajang silaturahmi malah bergeser sgt jauh.

Dimulai saat tmn2 di sosial media saya yg semakin aneh dlm menggunakan sosial medianya; mrk justru sibuk pamer2 berbagai hal bhkn ke hal2 yg sebenarnya tdk mrk miliki. Mrk seperti berusaha sekali menjadikan sosial media sbg gambaran sempurna akan kehidupan mrk di dunia nyata. Misalnya saja, ada yg mencantumkan tempat tinggalnya di Finlandia termsk mengupload foto2 pemandangan didaerah tsb dgn menambah tulisan status seolah2 dia sdg disana pdhl saya tahu bnr klo dia bekerja kerja & ngekost di Cikarang & seminggu sekali dia pulang ke rumah ortunya & hidup dia sekeluarga sgt2 sederhana pula. Bukan hanya itu saja...ada yg menggambarkan dirinya sbg orang kaya/sukses dgn pamer life style ala orang berduit pdhl kenyataannya org itu hidup msh pas2an. Misalnya, satu kesempatan ada yg pamer byk foto liburannya ke singapore eh tak brp lama kemudian org itu tiba2 nelpon saya utk meminjam uang utk biaya hidup atau ada juga yg pamer kesukaannya thd artis2 internasional termsk hobi nonton konsernya tapi ujung2nya org itu jg meminjam uang ke saya utk membeli tiket konser artis tsb. Dan lucunya ada jg yg bersikap spt layaknya bos besar dgn status2 kasar/kotor yg merendahkan rekan kerjanya/org lain pdhl kenyataannya org tsb hanya karyawan biasa & bhkn ada pula yg hanya bekerja sbg penjahit celana jeans.

Tdk hnya sampai disitu saja!!! Ada yg memalsukan status pekerjaannya di sosial media dgn mencantumkan data pekerjaannya agar terkesan elit spt menjadi staf/guru di Sekolah Internasional pdhl KENYATAANNYA dia hanya bekerja sbg pegawai outsourcing di sebuah perusahaan transportasi yg tugasnya mengantar & menjemput anak2 Sekolah Internasional & lucunya dia bisa pamer2 akan pergi ke RS utk general check up pdhl cek kesehatan tsb dilakukan di perusahaan ysb & demi keperluan kerjaannya yg berhubungan dgn anak2 WNA yg diantar & dijemput itu. Lainnya, ada yg mempertontonkan kehebatannya sbg seorang pria mapan/sukses yg mampu membiayai pesta resepsinya secara mewah & menyediakan rumah+mobil utk istrinya pdhl KENYATAANNYA org tsb nikahnya cuma modal dengkul & ortunya lah yg 1/2 mati menyediakan semua kebutuhannya. Ada pula yg jg bangga pamer foto pesta resepsi yg berkonsep garden party pdhl KENYATANNYA demi pesta tsb, ortunya yg bekerja sbg guru sampai bela2in ngutang ke bank bhkn saat curhat sahabatnya sambil nangis2 sedangkan anaknya (pengantin) seolah2 tdk mau tau atas kesusahan yg dibebankan ke ortunya.

Blm lagi, ada yg sering memamerkan keromantisan suami istri ala film india pdhl si istri lah yg buat & mengendalikan akun suaminya. Ada pula yg berusaha menunjukkan klo kehidupan rumahtangganya sangat2 bahagia pdhl kenyataannya sbg istri dia lbh condong diperlakukan sbg jongos suaminya bhkn sering pula ditampar suaminya. Lainnya, ada org yg berusaha keras meyakinkan org sekitarnya bhwa kehidupan bersosialisasinya normal bhkn sempurna krn memiliki kekasih & pny tmn2 pergaulan bertaraf internasional pdhl semuanya hanya sejangkauan dunia maya. Yup, benar sekali! org ini berpacaran & berteman selama bertahun2 hny di dunia maya (chatting) a.k.a TIDAK PERNAH BERTEMU LANGSUNG SAMA SEKALI tapi dgn PEDEnya dia menulis status seolah2 dia berinteraksi dilakukan secara langsung (face to face) pdhl berjabatan tangan sang kekasih atw tmn2nya saja blm prnh.

Bukan hanya kaitannya dgn hal2 duniawi saja tapi ada pula yg menunjukkan image agamis di sosial media dgn slalu update status bernada agama & heboh pamer foto2 dirinya ketika menjalankan ibadah termsk dgn bangga2kan gelar agama yg disandang ortunya tapi kenyataannya benar2 bertolak belakang bhkn sgt memprihatinkan. Bagaimana tdk memprihatinkan! Di sosial media, org tsb berusaha keras menampilkan sisi dia sbg "malaikat" berpakaian tertutup tapi kesehariannya justru  berpakaian minim/terbuka selain itu dia bisa2nya melakukan hal yg sgt bertentangan dgn agama dgn menjual dirinya ke lelaki hidung belang yg kaya. Dan gilanya ortu yg menyandang gelar agama tsb justru membiarkan & mendukung kerjaan anaknya termsk ikut menikmati uang haram yg didpt anaknya.

Dari kisah nyata yg telah saya ceritakan diatas, bisa diliat bahwa begitu byk org yg menyalahgunakan sosmed sbg panggung sandiwara. Setiap org2 berlomba2 memainkan peran & mensetting kehidupan mrk sesuai dgn apa yg mrk inginkan wlpn semuanya mesti dgn cara berbohong atau melebih2kan. Dan anehnya, byk jg lho pengguna sosmed lainnya yg gampang terpesona bhkn sampai iri dgn kepalsuan tsb pdhl mungkin aja kehidupan mrk sendiri di dunia nyata jauh lbh baik & lbh berkah ketimbang org2 hari2nya sibuk menciptakan skenario2 fiktif akan diri & kehidupannya.

Oleh karena itu, penting sekali bagi kita utk mengenal seseorg lbh dlm lagi. Dan itupun tdk bisa instan apalgi cuma mengandalkan tampilan sosmednya saja. Mengenal org itu sgt butuh proses & proses mengenalnya pun ttp hrs di dunia nyata. Krn klo didunia nyata, kita bisa mengetahui pribadi, keluarga, asal usul, rumah, dll nya secara real. Sedangkan klo di sosmed palingan kita cuma membaca/melihat apa yg mrk INGIN TAMPILKAN & bisa saja itu cuma karangan indah org2 tsb. Tapi bukan berarti pengguna sosmed bohong semua lho!!! krn msh byk juga yg jujur menampilkan kehidupan mrk sebenarnya & utk mengetahui apakah yg ditampilkan di sosmed bnr2 selaras dgn kenyataannya, ttp saja butuh sosialisasi & pengenalan yg lama di dunia nyata spt yg selama ini saya lakukan.

Sebenarnya klo diperhatikan baik2 ada kesamaan tingkah pola pengguna sosmed yg suka tipu2 yaitu mrk cenderung LEBAY; dikit2 pamer2, statusnya muluk2 a.k.a suka sesumbar bahkan malah terkesan kampungan bagi kebanyakan org. Sedangkan org yg jujur cenderung lbh apa adanya bahkan SEPERLUNYA SAJA saat mengekspos diri & kehidupannya.