Tuesday, June 30, 2015

TETAP WASPADA SAAT MEMBELI PERHIASAN DI TOKO EMAS LANGGANAN

Hari ini ibu minta diantar ke ITC krn ingin tukar cincin emasnya. Maklumlah namanya ibu2 pasti menjelang lebaran ingin tampil maksimal dengan perhiasannya.

Seperti biasa toko yg didatangi kami ini adalah toko langganan ibu sejak lama & awalnya cuma ada satu cabang di dkt rumah. Tapi sayangnya ketika kami sampai ITC, tokonya blm buka. Akhirnya kami memutuskan pergi ke Swalayan di lantai 2&3 gedung tsb.

Setelah belanja bbrp kebutuhan di Swalayan, kami kembali ke toko emas tadi di lantai Ground. Untunglah tokonya sudah buka & pelayan2nya sedang merapihkan perhiasan2 yg mrk simpan sblmnya ke dalam etalase.

Kami menghampiri salah satu bagian etalase toko tsb dan salah satu mbak pelayan yg sedang sibuk membereskan cincin2 pun menyambut kami dgn hangat "mau cari apa bu?". Ibu saya menjwb "mau lihat2 cincin". Si mbaknya merespon "silahkan".

Kami duduk dikursi yg tersedia & ibu langsung  melihat2 cincin2 yg ada dihadapan kami. Ibu memilih & mencoba satu per satu sambil meminta saran saya sampai akhirnya mendapat cincin yg cocok. Lalu ibu saya blg ke mbaknya "Ingin tukar dgn cincin yg sama. Belinya jg disini". Mbaknya menjawab "boleh".

Ibu saya mengeluarkan cincin beserta suratnya dari dlm tas & memberikan ke mbak pelayan. Lalu si mbak langsung menghitung2 dgn kalkulatornya. Setelah dihitung2, ibu saya harus menambah uang dikarenakan gram cincin yg baru lbh besar ketimbang cincin yg lama. Setelah mulai deal harga & ibu saya siap membayar dgn kartu debitnya, si mbak pelayan ke satu tempat ditoko tsb utk mengecek cincin lama ibu saya. 

Bbrp saat kemudian, mbak pelayan mendatangi kami & mengatakan "bu, cincinnya tdk cocok dgn suratnya. Apa mungkin salah surat?!?". Ibu langsung menjawab "itu bnr suratnya". Si mbak menjelaskan "cincin ini beratnya xxx (lbh kecil) dari yg tertera disurat & karatnya cuma 40 % sedangkan disurat 70 %". Ibu saya langsung kaget mendengar penjelasan mbak tsb dan berkata "ini belinya disini ga mungkinlah saya bohong". Mbaknya merespon "ya saya percaya" lalu dia balik lagi ke engkoh pemilik toko emas utk mengecek lagi. Setelah itu mbaknya dtg lagi ke kami sambil menjelaskan kembali hal yg sama & bilang kalau pelayan yg menulis surat pembelian emas ini sudah resign thn 2012. Ibu saya menjawab "berarti kalau gitu saya dibohongi!". Lalu mbaknya kembali lagi mendatangi engkoh pemilik toko emas sambil membawa cincin baru yg akan dibeli ibu saya. Kali ini memakan waktu cukup lama.

Sampai akhirnya mbak itu kembali dan cincin lama ibu saya bisa ditukar dgn menambah sejumlah uang. Disitu kami sambil mencari informasi soal pelayan yg melakukan kecurangan tsb. Yg ternyata ini adalah pelayan pria.

Dgn kejadian seperti ini akhirnya kami tersadar utk tetap waspada saat membeli perhiasan WALAUPUN di toko emas langganan. Krn kecurangan bisa dilakukan oleh oknum2 tertentu di toko emas tsb. Untung dlm kasus ibu saya, tokonya msh mau bertanggung jwb. Bagaimana kalau toko tsb lepas tangan?!?! Pastinya konsumen yg dirugikan krn perhiasan beserta data2 disurat pembelian sengaja diakal2i demi mendapat keuntungan. Selain itu toko emasnya tentu juga dirugikan krn kredibilitas yg dijaga selama puluhan bisa hancur hanya krn oknum pelayan bermental kriminal.

Saran saya utk siapapun yg berencana beli perhiasan, minta dicek lagi perhiasan yg akan kita beli. Apakah besaran karat & gramnya sesuai atau tdk. Selain itu yg paling penting (khususnya buat pemilik toko emas), seleksi baik2 pelayan2 tokonya krn sgt bahaya klo penjahatnya justru dtg dari org dlm sendiri. Perlu jg mewajibkan pencantuman gambar perhiasan yg dikonsumen di surat pembelian agar data2 semakin jelas.

Sunday, June 28, 2015

TOKO KUE KERING GROSIRAN DI PASAR JATINEGARA

Setelah kemarin gagal menemukan letak toko kue grosiran di Jatinegara plus ditambah lagi kesulitan dapat tempat parkir akhirnya tadi pagi saya sekeluarga kembali mendatangi Jatinegara, tepatnya Pasar Jatinegara. Kira2 perjalanan cuma makan wkt GA SAMPAI 1 JAM!! pdhl jarak dari rmh ke area Jatinegara bisa diblg jauh tp tadi pagi bnr2 lancar.

Lokasi pintu masuk Pasar Jatinegara terletak diseberang Pasar Hewan Jatinegara (tepatnya dibawah jembatan penyeberangan). Klo dari Kampung Melayu harus muter dulu di gereja yg ada patung (klo ga salah) anak kecil & tentara. Lalu kira2 500 m dari situ masuk ke Pasar Jatinegara di sebelah kiri. Perlu diingat, hrs ada kehati-hatian dlm mengemudikan mobil masalahnya jalan masuknya  sempit krn digunakan sbg tmpt berdagang. Itupun msh blm ditambah byknya lalu lalang pengunjung & ada pula motor yg parkir sembarangan. Tadi saja saat menunggu antrian masuk, mobil saya diseruduk sedikit dari belakang oleh mobil lain.

Saat hampir mendekati gedung utama Pasar Jatinegara ada loket pembayaran parkir. Untuk mobil dikenai tarif 3 ribu lalu jam berikutnya 2 ribu sambil petugasnya memberikan karcis parkir. Setelah bayar, kita mesti hati2 lagi krn perjalanan menuju ke parkiran masih sgt menyulitkan krn situasi semakin padat. Dari loket belok ke kiri & terus mengikuti satu jalan itu sampi akhirnya ketemu plang tanda parkir mobil yg mengarahkan ke sebelah kanan. Parkirannya sama dgn parkiran mall yg bertingkat tapi ini lbh sempit. Dan wlpn sudah berangkat pagipun tetap susah dpt parkiran krn yg parkir bukan hanya mobil pribadi tapi byk mobil box & motor2. Situasi parkiran juga agak gelap jadi disarankan utk menyalakan lampu kendaraan kalau dirasa kurang jelas.

Di P 3 A, mobil akhirnya bisa terparkir wlpn jarak antara mobil sebelahnya sgt sempit. Lalu kami masuk ke pasar & menuju ke tangga turun. Tapi sebelum turun, kami tanya ke seorang ibu yg sedang disibuk dgn bawaannya tentang lokasi toko kue tsb. Dia bilang kalau hari minggu toko kue tutup krn bukanya cuma dari senin sampai sabtu. Kami yg dtg jauh2 bnr2 merasa kecewa. Kami balik lagi ke arah parkiran tapi krn msh penasaran kami tanya lagi ke salah seorang pedagang dilantai tsb tapi di cuma blg dilantai basement tanpa blg apapun seperti ibu yg sebelumnya. Tentu saja kami yg ga mau rugi udh capek2 dtg ke sini langsung "nekad" menuju basement & meliat langsung situasi yg sebenarnya.

Kami terus berjalan & menyusuri lorong2 pasar yg sempit. Dan ketika menemukan lift ternyata mati & eskalator pun jg mati. Pokoknya buat yg baru 3 kali ke sana spt saya saja, situasi Pasar Jatinegara bisa diblg sgt2 tdk layak & kacau. Sampai di lantai Ground tepat didpn pintu masuk (dari arah dlm pasar) belok ke kiri (sebenarnya bisa jg belok ke kanan). Ga jauh dari situ ada tangga turun ke basement. Kami lagi2 hrs menyusuri lorong pasar yg sempit sambil sesekali bertanya2 letak toko kue. Dan ketemulah toko kue tsb yg ternyata sudah dipenuhi byk pembeli. Letak toko berada dipojokan & pemiliknya beretnis tionghoa dgn dibantu bbrp pelayan berseragam (kira2 sekitar 6 org) yg siap melayani para pembeli. Kami hrs menunggu beberapa saat krn pelayan msh mengurus orderan pembeli2 lain. Ketika sudah giliran kami langsung saja pesan bbrp jenis makanan ringan spt 2,5 kg kacang mede, 1 kg kacang Thailand, 2 kilo kue kering yg ada kacang mede diatasnya, 1 kg kue kacang coklat, 1 kg kue lidah kucing, 1 kg kue sagu. Semua dikemas rapih; kacang2an dibungkus plastk sedangkan kue keringnya disusun dlm box plastik & itupun msh dibungkus lagi dgn plastik bening ukuran 5 kiloan. Setelah selesai order, si pelayan lapor ke satu per satu orderan ke engkoh yg mengendalikan mesin kasir. Sampai akhirnya si engkoh menyebut "satu lima ribu" (dlm artian : 1 juta 5 ribu rupiah). Lalu langsung saja ambil duit dari dompet. Si engkoh memberi kembalian sambil si pelayan tadi memberi 3 kantong besar orderan kami td. Dan setelah itu kami langsung pergi meninggalkan toko kue yg semakin penuh sesak.

Untuk keluar dari gedung Pasar Jatinegara jg penuh dgn perjuangan. Kami hrs belok sana sini krn tdk ada satupun tanda petunjuk lokasi tangga. Kami terus berputar putar & akhirnya menemukan tangga ke lantai ground (itupun beda dgn tangga yg digunakan turun ke basement sebelumnya). Karena udh pusing dgn situasi kacau & penuh sesak dlm gedung pasar akhirnya kamipun memilih jalan diluar gedung utk menuju parkiran. Kami menyusuri jalanan luar gedung yg jg sama sesaknya apalagi hrs tetap berhati2 dgn kendaraan yg melintas. Saat kami melintasi pedagang buah, kamipun menyempatkan utk membeli jambu air (krn di Pasar Jatinegara ini byk jambu air yg kualitasnya bagus) & jg membeli kurma. Setelah itu lagi2, kami hrs menyusuri jalanan tsb sampai keakhirnya menuju ke tmpt mobil diparkir.

Utk mengeluarkan mobil dari lokasi Pasar Jatinegara jg susah apalagi pintu keluar parkiran yg menikung sempit. Sudah menikung, msh saja bbrp motor yg parkir sembarangan di jalur keluar parkiran (tepatnya ditikungan tsb) sampai2 belakang mobil saya lagi2 kepentok salah satu motor yg sedang terparkir. Jalan keluar pasarpun jg minim petunjuk2 arah jd kami hanya mengikuti jalan sempit yg memang cuma satu2nya hingga akhirnya ketemunya jalan keluar & mengembalikan karcis parkir dan membayar tambahan parkir sebanyak 2000.

Dalam perjalanan pulang, saya melihat kembali struk pembelian kue2 disitu hanya tertera nominal yg mesti dibayar & tdk ada penjelasan nama produk yg dibeli. Dan ternyata ada keanehan!! Ternyata si engkoh salah hitung akibatnya kami rugi 130.000. Sedqngkan utk urusan rasa, setelah dicicipi tadi malam ternyata kue2 & kacang2nya bnr2 tdk mengecewakan apalagi kue sagu kejunya enak sekali.

Jadi saran saya bagi siapa saja yg berencana beli kue grosiran di Pasar Jatinegara sebaiknya :
1. Berangkat sgt pagi krn toko buka jam 7. Itupun katanya sdh byk pembeli yg nunggu.
2. Berpakaian santai & senyaman mungkin krn kondisi pasar penuh sesak terlebih lagi sirkulasi udara dibagian dlm pasar sgt buruk  (td saja saya sampai berkeringat cukup deras saat ditoko kue).
3. Hati2 dgn dompet!! Ya namanya pasar yg penuh sesak pasti hrs waspada terhadap copet.
4. Bagi yg membawa mobil sebaiknya parkir di Mall Gemstone Rawa Bening saja lalu disambung naik angkot & lewat jembatan penyeberangan yg ada halte buswaynya. Atau  parkir mobil di PGJ lalu jalan kaki lewat jembatan penyeberangan dekat pasar hewan Jatinegara. Bisa jg Parkir pinggir jalan raya jatinegara. Tapi utk hal ini agak beresiko mengingat dishub suka tiba2 menggembok/menilang kendaraan yg parkir sembarangan didaerah situ.
6. CEK KEMBALI STRUK PEMBELIAN sebelum meninggalkan toko krn pihak tokonya bisa saja salah hitung & akhirnya merugikan kita. Atau bisa juga saat engkohnya sedang melakukan proses penghitungan dgn mesin kasirnya selalu diingatkan utk ga salah hitung.